Kajian Minhajul ‘Abidin Bersama Buya yahya
Cirebon, Sabtu 7 Jumadil Awwal 1438 H / 4
Februari 2017 M
Oleh Ahmad Nurhudaya / Huda Elhadi
بسم
الله الرحمن الرحيم
الحمد
لله رب العالمين, و به نستعين على أمور الدنيا و الدين و الصلاة و السلام على أشرف
الأنبياء و المرسلين و على أله و صحبه أجمعين ( اما بعد )
PENGHALANG KITA SAMPAI KEPADA ALLOH
Pada pertemuan ini Imam Gozali
didalam kitab minhajul abidin mengatakan bahwasanya. Ada beberapa model
penghalang kita untuk sampai kepada Alloh.
Penghalang
ada 2 model :
1. Penghalang
yang bersifat seterusnya
2. Penghalang
yang membuat kita terhenti dalam artian memperlambat kita sampai kepada Alloh
Kita harus bisa melewati rintangan penghalang tersebut agar
kita bisa sampai kepada Alloh , kalau kita gagal , maka gagallah kita tidak
akan sampai kepada Alloh .
Seorang penyair berkata :
“ Awas jangan sampai kau terbuai dengan angan – anganmu,
alangkah banyaknya sesuatu yang dibenak kita yang kita ingin mengikuti dan menurutinya
, ternyata disitulah kehancuran kita “
Hendaknya kita sebagai seorang hamba
menyerahkan segala urusan kita kepada Alloh, minta petunjuk kepada alloh yang
terbaik untuk kita , dengan begitu engkau tidak akan mengetahui kecuali
kebenaran dan kebaikan.
Apapun
yang terdapat didalam hati kita, unek – unek kita maka keinginanmu ada yang
kita harus kerjakan atau tidak ,maka cara yang diajarkan oleh nabi adalah
setelah kita memilih dengan akal kita, setelah itu kita serahkan kepada Alloh
SWT, dengan cara kita solat istikhoroh . Karena alloh maha mendengar lagi maha
mendengar .
Alloh
berfirman :
مَّا خَلۡقُكُمۡ وَلَا
بَعۡثُكُمۡ إِلَّا كَنَفۡسٖ وَٰحِدَةٍۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعُۢ بَصِيرٌ ٢٨
28. Tidaklah Allah menciptakan dan
membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti
(menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat
Bagaimana
caranya pasrah agar kita mendapatkan apa yang kita inginkan , kata imam gozali
ada 2 fasl agar menjadi jelas permasalahannya :
1. 1. Apa yang akan kita serahkan kepada Alloh,
2. Mengetahui tafwidz dan apa saja
batasannya dalam tafwidz ( menyerahkan kepada Alloh )
Keinginan yang ada didalam hatimu yang ingin engkau
laksanakan ada 3 model :
1. Jika Keinginanmu yang engkau tau dengan yakin
bahwasanya keinginanmu itu jelek
Contoh :
Mau nyuri , jika mau nyuri gak ada istikhoroh didalamnya,
karena permasalahan jika yang jelas jeleknya maka tidak ada pembahasan tafwidz
didalamnya gak ada perlunya istikhoroh, kata imam gozali mengatakan “ jika
sudah jelas tidak ada keraguan didalamnya bahwasanya sesuatu tersebut melanggar
syariat, kekufuran, melakukan hal yang bid’ah , maka dalam hal itu tidak boleh
bagi kita ada kemauan untuk kesana , gak ada keragu2an maju / mundur… jika itu
kemaksiatan tidak ada ragu2 .. karena jika itu maksiat maka mundur
2. Jika keinginanmu itu mengandung sesuatu yang
bisa mengantarkanmu kepada surga maka kamu wajib menghendaki sesuatu tersebut.
Jika itu bersifat kebaikan yang wajib jangan ragu untuk melaksanakannya .
3. Keinginanmu yang engakau hendaki terjadi
didalam dirimu dan keluargamu tapi kamu tidak tau pasti apakah jika sesuatu
tersebut engkau laksanakan akan membuahkan kebaikan atau malapetaka , poin
pertama jika itu harom maka wajib kau tinggalkan , poin ke 2 jika itu berbentuk
kewajiban wajib kau lakukan , poin ke 3 ini sesuatu yang tidak wajib juga tidak
harom , maka disinilah diberlakukakn dan dianjurkan untuk tawfidz kepada Alloh,
sebab kalo harom harus ditinggalkan
Jika
engkau ingin melakukan sesuatu yang tidak wajib, kalo wajib harus dilakukan.
Atau engkau meninggalkan sesuatu yang tidak harom , sesuatu yang boleh ditinggalkan
boleh tidak, maka anda boleh memilih salah satunya dengan catatan , syaratnya
harus ada istisna, yaitu “ saya pilih ini dengan catatan harus ada kebaikan
yang aku dapat lebih, kita harus
memiliki gambaran seperti itu, baru setelah itu kita boleh yang namanya
tawfidz, maka ketahuilah jika kita sudah memilih kemudian kita serahkan kepada
Alloh maka benarlah apa yang kita pilih.
Jika
kita memilih sesuatu akan tetapi tidak ada harapan kebaikan dibalik itu
semuanya, maka itu namanya rakus / tamak yang memastikan untuk melaksanakan
sesuatu yang tidak wajib / melaksanakan sesuatu yang tidak harom anda melakuakn
itu, tanpa harapan kemuliaan , tanpa ada syarat kebaikan dibalik itu semua,
maka ketahuilah dalam keadaan ini anda termasuk orang yang rakus, yang tercela dan
yang dilarang .
Jadi
tempatnya tawfidz itu adalah “ segala sesuatu yang engkau inginkan , tapi
dibalik itu semua belum jelas, apakah maslahah untukmu atau berdampak kejelekan,
pokoknya sesuatu tersebut tidak wajib dan tidak harom, tapi didalamnya bisa baik
bisa tidak baik , maka selagi anda tidak tahu pasti bakal baik, maka itu
namanya spekulasi
Wallohu a’lam
Bisssowab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar